Kamis, 23 Februari 2012

ROBOT PEMANJAT

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema “Tokeksang pemanjat yang handal sekaligus pengilham robot pemanjat”. Dan makalah ini kami berijudul “Robot pemanjat terinspirasi dari tokek”. Makalah ini berisi tentang asal mula di buat nya robot pemanjat yang terinspirasi dari tokek. Dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti didasarkan dari data data yang relevan.
Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan asal muasal di buat nya robot pemanjat yang terinspirasi dari tokek. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah  kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Banda Aceh,  April 2011

Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………..2
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….……..…3
1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………......……...3
2. Tujuan ……………………………………………………………………………….………………….4
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………….……….5
A. TOKEK......……………………………………………………………….………….…………………5
B.ROBOT PEMANJAT ……………………………………………………………….……….…....……11
C.KEMAMPUAN MERANGKAK …………………………………………………………………........12
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………………..……..….15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….………………..………..….18





BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Segala sesuatu  teknologi  yang di ciptakan manusia tentunya . memiliki sumber inspirasi dari sebuah benda atau makhluk hidup. Misalnya seperti pesawat terbang yang terinspirasi dari burung, lampu yang terinspirasi dari kunang kunang dan helikopter yang terinspirasi dari capung. Semoga dengan ada nya makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua dan membuat kita semakin cinta serta mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada kita semua.
Firman ALLAH dalam surat yunus:101
Artinya
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS.yunus:101)
Pada makalah  ini kami  akan memaparkan  secara umum tentang asal mula di ciptakannya robot pemanjat yang terinspirasi dari tokek. Namun sebelum kami memaparkan secara lebih detail makalah kami ini,  kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini   

a.   Latar Belakang Pemilihan Judul
            Kami   menyadari   bahwa  banyak pelajar atau mahasiswa mahasiswa  belum mengetahui tentang asal usul di buat nya helicopter  dan dari mana inspirasi sehingga tercipta nya  tercipta nya robot pemanjat. Sehingga kami buat lah karya ilmiah dengan judul “Robot Pemanjat Terinspirasi dari Tokek”.    .karena  judul   ini  kami   rasa  cukup untuk menggambarkan   fenomena tersebut diatas sesuai dengan isi makalah ini.

b. Latar Belakang Pembuatan makalah
           Makalah ini kami buat untuk melengkapi uji kompetensi   kami dalam  mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar   jurusan   teknik elektro 2011.

2.Tujuan
a.Tujuan Umum
            Diharapkan   baik  penyusun   maupun   pembaca   dapat   lebih   memahami  tentang asal mula terciptanya robot  pemanjat dan sumber inspirasi nya. Sehingga bagi   penyusun   maupun   pembaca   dapat   menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat.

b .Tujuan Khusus
             Melengkapi uji kompentensi mata kuliah Ilmu  Alamiah Dasar


BAB II
PEMBAHASAN
A.                Tokek
1.      Definisi
Tokek merupakan nama populer bagi famili Gekkonidae dalam ordo Squamata dan klas Reptilia. Kata wikipedia, istilah gekko berasal dari bahasa Indonesia yaitu tokek itu sendiri. Semua tokek, termasuk subfamili Eublepharinae, tidak memiliki pelupuk mata tetapi memiliki sebuah selaput transparan yang mereka bersihkan dengan cara dijilat. Banyak spesies memiliki pertahanan dengan cara melepaskan bahan berbau busuk dan kotoran kepada penyerangnya. Ada juga banyak spesies yang akan menjatuhkan ekornya (autotomi) sebagai pertahanan diri. Banyak spesies terkenal karena bantalan jarinya yang membuat mereka mampu mendaki permukaan mulus dan tegak, dan bahkan melintasi langit-langit dengan mudah (satu hipotesis menjelaskan kemampuan ini karena gaya van der Waals). Keunikan ini umum dikenali oleh mereka yang hidup di daerah hangat dunia, dimana beberapa spesies tokek memiliki sarang di dalam rumah manusia. Spesies ini (sebagai contoh Tokek Rumah) menjadi bagian yang membantu di rumah dan sering diinginkan karena mereka memakan serangga, termasuk nyamuk.

2.    Jenis Jenis Tokek

tokek siang debu emas

           Jari tokek memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka menempel pada sebagian besar permukaan tanpa menggunakan cairan atau tegangan permukaan. Spatula berujung setae pada bantalan kaki tokek menunjukkan kalau gaya tarik yang menahan tokek ke permukaan adalah interaksi van der Waals antara setae yang tersusun dengan beraturan dan permukaan itu sendiri, walaupun studi terbaru menyarankan kalau molekul air dengan ketebalan sekitar satu lapisan (hadir pada semua permukaan alami) juga berperan.

Tokek rumah mediterania
Bila setiap setae di kaki tokek dewasa biasa seberat 70 gram melakukan kontak dengan permukaan, ia mampu menahan berat 133 kg: tiap spatula dapat memberikan gaya adesif 10 nanonewton. Masing-masing seta dapat menahan gaya 100 mikroNewton, yang setara dengan tarikan 10 atmosfer. Ini berarti seekor tokek dapat menahan sekitar delapan kali berat badannya ketika bergantung hanya dengan satu jari di kaca yang licin.
3.    Pandangan malam
Sebuah studi dari Universitas Lund membuktikan kalau tokek malam seperti tokek berhelm, Tarentola chazaliaei, mampu membedakan warna dalam cahaya bulan yang redup sementara manusia dalam kondisi ini menjadi buta warna. Sensitivitas mata tokek berhelm terhitung 350 kali lebih tinggi dari pandangan kerucut manusia pada threshold pandangan warna. Optika mata tokek, memiliki zona konsentrik berbeda dengan kekuatan pembiasan berbeda yang menyusun sistem optik multifokus, bersama dengan kerucut-kerucut mata besar tokek, ini menjadi alasan penting mengapa mereka dapat menggunakan pandangan warna pada intensitas cahaya rendah. Walaupun variasi intraspesifiknya besar, pada sebagian besar individu yang dipelajari, zona konsentrik berbeda sebesar 15 dioptri. Nilai ini sama dengan yang diperlukan untuk memfokuskan cahaya pada jangkauan panjang gelombang dimana reseptor cahaya tokek menjadi paling sensitif. Sebaliknya, sistem optik pada spesies tokek siang tidak menunjukkan tanda zona konsentrik berbeda dan karenanya berfokus tunggal. Ciri lain tokek malam – dan kadal lainnya – yang berbeda dari sebagian besar vertebrata lainnya adalah mereka hanya memiliki sel tipe kerucut di retina mereka.
4.    Menilik Kepiawaian Tokek
Tokek adalah salah satu satwa yang terampil berakrobat. Kemampuannya yang paling ternama, mungkin, adalah kepiawaiannya berjalan di permukaan dinding atau dedaunan, bahkan yang tegak lurus atau terbalik terhadap permukaan tanah sekalipun. Selama ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa rahasia dari kemampuan ini adalah rambut-rambut super-kecil yang terdapat di permukaan kaki tokek. Ketika sebuah kaki tokek dipijakkan ke sebuah permukaan, rambut-rambut yang berukuran sepersejuta meter itu dapat diaktifkan untuk menambah gesekan antara kaki dan permukaan. Tapi ternyata tokek masih menyimpan trik lain yang bisa dipelajari, yaitu gerakan ekornya!
5.    Kaki Tokek
Jari kaki tokek memiliki rambut berujung spatula (sekitar 6.5 juta rambut per jari) yang melekat pada permukaan pada tingkat molekuler, memberi si kadal pijakan yang lincah, bahkan pada tembok dan langit-langit. Stickybot, robot pemanjat yang diilhami tokek di Stanford University menjelajah di medan yang serupa. Kaki berbulu itu menggenggam dan melepas dan kaki robot meniru anatomi tokek itu sendiri. Namun sejauh ini robot itu relative bergerak dengan kecepatan siput. Para perancang berharap robot tersebut bisa digunakan dalam penerapak operasi SAR.

6.    Ekor Tokek
Tokek yang terancam predator bisa memutuskan ekornya untuk mengalihkan perhatian musuhnya itu. Tapi apa yang terjadi dengan ekor yang telah putus itu..?
Menurut studi yang dirilis kemarin, ekor yang putus itu masih bisa bergerak selama 30 menit. Kemampuan luar biasa dari tokek untuk memutuskan ekornya itu telah menjadi obyek penelitian ilmuwan selama berabad-abad.
Penelitian sebelumnya menyebut pemutusan ekor itu untuk menyediakan tipuan visual, agar penyerang mengejar ekor dan bukan tokek itu sendiri. Selain itu kondisi tanpa ekor menjadikan tokek bisa berlari lebih kencang sehingga memiliki kesempatan untuk selamat lebih besar.
Tapi kerugiannya tokek tanpa ekor memiliki kekurangan saat akan meloncat atau memanjat. Tokek itu juga makin kesulitan jika akan melakukan aktifitas kawin. Anthony Russell, profesor di University of Calgary di Kanada dan Timothy Higham di Clemson University South Carolina melakukan penelitian lebih jauh bagaimana ekor itu bergerak. Menggunakan electromyography (EMG) dan video kecepatan tinggi mereka mengawasi ekor yang baru putus dari dari Eublepharis macularius atau tokek leopard. Beda dengan kebanyakan binatang yang bergerak tanpa kontrol aktif otak, ekor tokek mampu bergerak dengan pola yang teratur. "Kami menemukan ekor memiliki gerakan yang bermacam-macam dan kompleks, termasuk putaran akrobat hingga ketinggian tiga centimeter. Tapi peneliti menyatakan masih perlu penelitian lanjutan untuk memahami bagaimana sekumpulan syaraf yang telah diputus dari otak bisa melakukan perilaku kompleks seperti itu. "Penjelasan yang paling bisa diterima adalah ekor itu tergantung pada sensor feedback dari lingkungan. Sensor dipermukaan itu menyuruh untuk melompat, atau bergerak ke arah tertentu," kata Russell.

7.      Manuver jatuh
Saat empat kakinya lepas dari dinding, ekor tokek akan ditempelkan ke dinding untuk mencegahnya jatuh terbalik. Tokek juga menggunakan ekornya untuk bermanuver selama jatuh bebas dan mengubah arah jatuhnya.
“Mereka mulai dengan punggung mengarah ke tanah, namun saat mereka mulai meluncur, ekornya diputar, dan dengan cara inilah mereka mampu memutar badannya sehingga jatuh melayang. Manuver ini membuatnya selalu jatuh dengan empat kakinya.
Saat melayang di udara, ekornya berperan untuk mengarahkan gerakan. Jika ekornya dikibaskan ke kiri, badannya akan berbelok ke kiri, saat dikibaskan ke kanan, ia mengarah ke kanan.
Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Para peneliti berharap temuan tersebut menambah informasi baru untuk mengembangkan robot pemanjat yang lebih baik

8.         Kaki Kelima
Dengan perangkat video berkecepatan tinggi, sekelompok  ilmuwan dari Amerika merekam gerakan ekor dari beberapa tokek. Beberapa kejutan muncul ketika mereka menyimak dan menganalisa hasil rekaman itu. Kejutan pertama adalah ketika seekor tokek sedikit terpeleset saat tengah memanjat sebuah dinding. Ternyata, untuk mencegah agar dirinya benar-benar terjatuh, tokek ini dengan sangat cepat menekankan ekornya ke permukaan dinding. Teknik ini membantu dirinya untuk menunda proses jatuh, sedemikian sehingga keempat kakinya memiliki cukup waktu untuk bergeser dan merapat kembali ke dinding. menggunakan ekornya sebagai kaki kelima, setidaknya sebagai penunjang keempat kaki aslinya.

9.         Cambuk Pembalik Badan
Kejutan kedua diperoleh ketika seekor tokek lain benar-benar terjatuh dari sebuah permukaan daun yang terbalik. Sebelum proses jatuh ini dimulai, posisi tokek benar-benar tidaklah menguntungkan. Punggungnya menghadap bawah, dan jika ia tidak berbuat sesuatu maka tumbukan dengan tanah di bawahnya bisa berakibat fatal. Di sinilah cara kedua tokek dilancarkan. Di tengah proses jatuh yang dialami, tepatnya saat tokek ini berada di tengah udara, ia mencambukkan ekornya cepat sekali. Gerakan ini membuat seluruh badannya turut terputar. Kini postur tokek benar-benar menyerupai postur seorang sky-diver ketika beraksi, dan keempat kakinya telah dapat menghadap tanah.

10.   Pengendali Saat Mendarat
Walau begitu, tokek ini belum benar-benar aman. Jika ia mendarat di tempat yang keras, bisa jadi kaki-kakinya tetap tidak mampu menahan tumbukan
yang dihasilkan. Karenanya ia perlu memilih tempat mendarat yang pas. Maka jurus ketiga pun diperagakan: ekornya kini digerakkan ke kiri atau kanan. Dengan begitu, seluruh tubuhnya kini dapat meluncur sambil berbelok ke tempat yang diinginkan. Akhirnya, tokek yang jatuh ini dapat juga mendarat dengan selamat.

11.  Kemahiran Tokek Merayap
Pernahkah anda melihat tokek (Gecko gecko)? Atau saudara kecilnya, cicak? Saya yakin anda sudah pernah melihatnya. Tokek/cicak dapat berjalan di dinding dengan sudut yang sangat curam. Bahkan dapat pula berjalan di langit-langit. Mereka dapat menempel dimana saja. Pada permukaan apa saja. Kaca yang permukaannya halus, atau tembok dengan permukaan yang tidak rata. Mereka juga dapat menempel pada permukaan yang kotor dan berdebu.

Pernahkah terbersit pertanyaan bagaimana cara mereka melakukannya. Tentunya akan sangat berguna jika manusia mampu mengetahui rahasia besar ini.
Baru-baru ini para ilmuan telah berhasil membuat bulu halus yang terdapat pada kaki tokek yang digunakan untuk menempel. Bulu buatan ini, meski masih belum sempurna, bekerja mirip dengan jutaan bulu halus pada kaki tokek yang memungkinkan untuk menempel diatas permukaaan yang berbeda, tidak rata, kotor bedebu, dan lingkungan dimana lem-adhesive biasa tidak mampu.
Full, besama rekannya di Lewis & Clark College, UC Santa Barbara, dan Stanford University, melaporkan temuannya tentang rahasia tokek dalam menggunakan bulu halusnya untuk menempel tanpa penggunaan penghisap, lem, ataupun listrik statis. Mereka menemukan bahwa sudut antara bulu halus dengan bidang permukaan adalah hal yang menentukan dalam mengontrol daya menempel dan melepaskan pada tokek. Ratusan atau ribuan lapisan kecil yang terdapat pada ujung bulu-bulu halus tokek (disebut spatulae) akan menempel pada permukaan bidang dan berinteraksi secara molekuler.
Dengan lebih dari 500 ribu bulu halus untuk setiap kaki, dan ratusan sampai ribuan spatulae per bulu, akan menghasilkan interaksi molekular (dalam kimia di sebut gaya van der waals) total sebesar 1000 kali berat tubuh tokek.
Awalnya, tim ilmuan menduga daya rekat pada tokek sama dengan pada beberapa hewan, kodok, serangga, dan beberapa mamalia yang dapat menempel pada permukaan berdasarkan daya rekat kapiler, mengambil keuntungan dari tegangan permukaan cairan. Kebanyakan dari hewan-hewan ini memiliki semacam kelenjar pada kakinya yang menghasilkan cairan yang membuat mereka dapat menempel. Namun diketahui ternyata tokek tidak memiliki kelenjar seperti itu. Tak diragukan, spatulae pada ujung bulu-bulu halus di kaki dapat berinteraksi dengan lapisan air sangat tipis yang terdapat pada hampir seluruh permukaan.
Pada 2005, sebuah tim yang diketuai oleh Kellar Autumn, dosen biologi di Lewis & Clark College di Portland, Oregon, untuk pertama kalinya berhasil mengungkapkan bahwa tokek menjaga kaki lengketnya tetap bersih dengan mengebaskan partikel tanah setiap kali melangkah.

Kaki tokek sangat berlawanan dengan selotip yang menjadi magnet untuk menarik debu serta kotoran dan tidak dapat dipakai ulang. Dengan perekat tokek ini, bisa dibuat material pertama yang dapat menempel sekaligus membersihkan diri dari debu setiap kali kontak.

Saat ini ilmuwan di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, telah berhasil menciptakan lem sintetis yang mirip dengan cara kerja kaki lengket tokek. Ini adalah lem pertama yang dapat membersihkan sendiri kotoran dan debu yang melekat sehabis digunakan tanpa memerlukan air atau bahan kimia (self-cleaning dry adhesive). Tidak seperti isolasi yang hanya bisa sekali pakai karena kotoran dan gangguan debu yang ikut menempel. A self-cleaning dry adhesive akan mempunyai banyak manfaat, seperti pada teknologi super konduktor, dan dapat menempel di bawah air dan di luar angkasa.

Selain itu juga penemuan ini membawa para ilmuwan itu semakin dekat dengan tujuan membuat robot segala medan yang dapat memanjat dinding dan langit-langit di lingkungan alami, bukan cuma di atas kaca yang bersih. Robot ini bisa pergi ke mana pun diperlukan, mungkin untuk mencari korban yang selamat setelah bencana.
Dalam studi terbaru, para ahli merancang perekat dengan serat mikro yang terbuat dari polimer kaku. Dengan menggunakan bola-bola mikro berdiameter 3-10 mikrometer untuk mensimulasikan kontaminan, para ilmuwan bisa menunjukkan bahwa serat mikro menekan partikel bola-bola mikro ke ujung serat ketika perekatnya tidak menyentuh permukaan. Ketika serat menekan permukaan halus, kontaminan membuat kontak yang lebih besar dengan permukaan dibanding dengan serat.





B.     Robot Pemanjat
1.  Definisi
Berbagai negara terus mengembangkan inovasi robot yang menyerupai manusia atau pun hewan. Beberpa robot digunakan untuk keperluan atau mengamati perilaku tertentu. Salah satu inofasi yang menarik tentang robot adalah inofasi robot pemanjat.
Lab dari University of Pennsylvania, mengembangkan sebuah robot yang dapat berjalan di tanah dan dapat pula memanjat. Robot ini diberi nama RiSE V2. Yang menarik pada robot ini adalah kemampuan robot yang dapat merayap di dinding layaknya Spiderman. Robot ini juga dapat memanjat pohon, tiang, dinding plester dan dinding batu bata.
Feed back dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode pendakian pada alat-alat yang nantinya digunkan untuk berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan panjat-memanjat .

2. Perbedaan

Salah satu perbedaan yang amat menentukan kemampuan memanjat robot-robot tersebut adalah pemilihan cara mesin itu menempel ke dinding. Beberapa robot menggunakan duri-duri berukuran mikro, perekat kering, duri “dactyl”, atau cakar besar seperti ROCR. Sejumlah pakar robotika lain memilih struktur pengisap, magnet, bahkan kombinasi perekat kering dan cakar untuk meniru tokek memanjat dinding. Beragam metode tersebut terbukti dapat digunakan untuk membuat robot bisa memanjat segala jenis permukaan dinding. “Jika Anda menghendaki robot multiguna dan dapat menjalankan beragam misi, efisiensi adalah hal terpenting,” kata Provancher. Namun efisiensi bukanalah satu-satunya jaminan robot pemanjat dapat digunakan karena ada banyak hal yang harus dilakukan, termasuk ukuran dan berat robot. Beberapa robot pemanjat sebelumnya berukuran besar, dengan dua sampai delapan kaki. Sebaliknya, ROCR berukuran kecil dan ringan, dengan lebar 31 sentimeter (cm), panjang 45,7 cm, dan beratnya hanya setengah kilogram. Motor, yang menggerakkan ekor robot, dan tongkat melengkung, yang berfungsi sebagai penyeimbang, terpasang pada bagian atas badan robot. Robot bagian atas juga mempunyai dua cakar kecil dari baja yang mirip pengait, yang menusuk ke dalam dinding karpet ketika robot memanjat. Tanpa penyeimbang, cakar ROCR cenderung bergerak menjauh dari dinding ketika memanjat dan jatuh. Motor menggerakkan gir di bagian puncak ekor, membuat ekor berayun ke depan dan ke belakang, yang mendorong robot bergerak naik. Sebuah baterai terpasang pada ujung ekor dan memberikan massa yang diperlukan untuk mengayunkan robot ke atas. “ROCR mencengkeram dinding dengan satu tangan secara bergantian sambil mengayunkan ekornya, menyebabkan pusat gravitasi bergeser dan menaikkan tangan yang bebas,” kata Provancher. “Tangan yang bebas itu kemudian mencengkeram permukaan dinding. Gerakan tangan mencengkeram berlawanan arah dengan ayunan ekor ROCR.” Kelebihan lain ROCR adalah kemandirian dan kemampuannya bergerak tanpa kendali. Dengan sebuah microcomputer dan sensornya, robot dapat mengaktifkan peralatan elektronik untuk mengatur gerakan ekor yang diinginkan ketika robot memanjat. Untuk mencapai tingkat efisiensi tersebut, Provancher sengaja merancang ROCR menyerupai binatang dan mesin. “Kami berusaha mengejar mencapai tingkat efisiensi itu dengan, membuat desain yang meniru sistem efisien yang ditemukan baik di alam maupun buatan manusia,” ujarnya. “Gerakannya meniru seekor gibbon berayun di pohon dan bandul pada grandfather clock, keduanya sangat efisien.” Dalam laporannya, tim ilmuwan itu menyatakan bahwa inovasi inti ROCR adalah strategi memanjatnya yang energi efisien dan desain mekanis yang sederhana. “Terinsipirasi dari observasi pergeseran massa pada atlet pemanjat tebing dan gerakan mengayun brachiative pada binatang,” kata Provancher.

C.             Kemampuan Merangkak

      Ilmuwan kini sedang mengembangkan sarung tangan dan sepatu yang bisa menempel di dinding -- menggunakan material yang memungkinkan pemakainya menempel dan memanjat dinding polos. Para ilmuwan telah mengambangkan tekstil baru yang terispirasi dari tokek. Bahan ini berhasil diuji coba oleh robot kecil mirip tokek yang dinamakan 'Stickybot'. Dengan menggunakan bahan itu, robot bisa memanjat permukaan licin seperti kaca dan logam. Para insinyur saat ini sedang mengembangkan desain untuk manusia dalam proyek yang diberi nama 'Z-Man'.  Para teknisi telah berjuang selama 10 tahun untuk menciptakan versi artifisial sekuat mungkin yang dapat digunakan untuk memanjat dinding vertikal. Saat ini, para peneliti dari Stanford University, California telah menciptakan material seperti karet yang  iselimuti ribuan fiber polymer kecil -- imitasi dari rambut tokek. Rambut yang disebut dengan setae, 10 kali lebih ringan dari rambut manusia. Ilmuwan mengklaim, material tersebut kuat dan bisa dipakai berulang -- tanpa meninggalkan residu atau kerusakan pada permukaan yang dilewati. Meski berhasil pada robot, para ilmuwan saat ini sedang membuat versi material ini yang memungkinkan manusia memanjat dengan kemampuan tokek. Profesor Mark Cutkosky, pemimpin desainer mengatakan, meniru tokek lebih solutif untuk mewujudkan mimpi 'Spiderman' ketimbang menggunakan cangkir isap yang jelas tak efisien.

"Ini berbeda dari selotip -- jika Anda menekannya, Anda harus melepasnya," kata Cutkosky yang adalag ahli bio-robot, seperti dimuat laman Daily Telegraph, Kamis 26 Agustus 2010.

Juga tak seperti kerja permen karet. Menempel ketika ditekan tapi susah dilepaskan. Ilmuwan mendeskripsikan alat ini seperti jangkar, yang bisa dilepaskan dengan mudah. Stanford University mengatakan upaya untuk membuat bahan yang cukup kuat untuk manusia sedang dalam pengerjaan. Pengembangan robot 'Stickybot' yang punya jari adhesif dan ekor gesit untuk memanjat dinding didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Robot pemanjat tiga kutub yang didesain untuk memeriksa dermaga jembatan di dalam air dan lokasi konstruksi bertingkat yang terlalu berbahaya bagi manusia telah meraih hadiah kemenangan tertinggi pada 2008 International Capstone Design Fair Seoul National University of Technology di Korea Selatan.
Didesain oleh suatu tim mahasiswa dan para lulusan terbaru dari Robotics and Mechanisms Laboratory (RoMeLa) di Virginia Tech, Virginia - AS, robot-robot berkaki tiga Hyper-redundant Discrete Robotic Articulated Serpentine for climbing (HyDRAS)-Ascent, HyDRAS-Ascent II dan Climbing Inspection Robot with Compressed Air (CIRCA) menarik perhatian banyak orang dan menempati posisi pertama pada Simposium Internasional 2008 pada kompetisi Educational Excellence 2008, sementara pencipta mereka menerima hadiah uang sebesar 1.000.000 KRW.
Dengan menggunakan mekanisme memanjat yang unik, robot-robot HyDRAS dapat melilitkan diri mereka ke struktur semacam tiang menggunakan penggerak listrik sementara CIRCA yang berbentuk donat, menggulung ke atas dengan menggunakan gerak gabungan ayunan menggunakan pompaan udara. Dilengkapi dengan kamera dan sensor built-in, mereka bisa digunakan untuk memeriksa struktur atau menangani tugas-tugas berbahaya lainnya yang kini dilakukan oleh manusia, kata Dennis Hong, direktur RoMeLa dan penasehat proyek tersebut.
Meskipun beberapa robot itu sekarang ini masih dioperasikan melalui sebuah laptop dan kabel, ketika ditanya kapan robot-robot itu bisa digunakan dalam situasi yang sesungguhnya, Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Ketiga prototipe robot ini mendemonstrasikan kelayakan dan kegunaan dari konsep tersebut. Masih banyak penelitian yang mesti dilakukan agar robot ini dapat menjadi produk yang sebenarnya, tapi kami yakin dapat melihat robot-robot ini digunakan secara nyata dalam 3 sampai 5 tahun ketika tuntutan semakin tinggi dalam dunia nyata.'
Prototipe HyDRAS menyerupai ular memanjat sebuah tiang dengan mengubah gerak berayun dari sambungannya menjadi gerakan menggulung, membuatnya berguna untuk tugas-tugas pemeriksaan konstruksi (Dennis Hong Virginia Tech)
Akan tetapi, lengan HyDRAS, khususnya memiliki lebih banyak sentuhan manusia melampaui robot-robot militer yang sekarang digunakan dalam hal cara kontrolnya. Lengan-lengan robot militer dikontrol melalui joystick, sedangkan lengan HyDRAS menggunakan fiber optik. Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Sangat sulit dan mahal untuk melatih seseorang untuk mengoperasikan lengan robot bebas multi derajat (banyak sendi). Jika menggunakan joystick, anda hanya dapat mengontrol sejumlah pergerakan. Lengan HyDRAS menggunakan pita sensor 3 dimensi untuk mengoperasikan suatu derajat kebebasan berganda dari lengan-lengan mirip ular secara intuitif dari jarak jauh, karena lengan robot mirip ular itu secara langsung meniru bentuk dari pita perasa fiber optik.
Seperti yang dikutip Hong, Biro Statistik Pekerja AS tahun 2006 melaporkan terdapat 1.226 kematian pekerja konstruksi, 3 persen meningkat dari tahun 2005, dan 809 kematian karena terjatuh.
Hong, yang berhasrat membangun robot-robot untuk membantu masyarakat, sebelumnya telah terlibat dalam banyak proyek-proyek yang memenangkan penghargaan termasuk RoboCup 2008, sebuah kompetisi sepak bola robot humanoid yang berlangsung di Tiongkok awal tahun ini.

.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
         Jari tokek memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka menempel pada sebagian besar permukaan tanpa menggunakan cairan atau tegangan permukaan. Spatula berujung setae pada bantalan kaki tokek menunjukkan kalau gaya tarik yang menahan tokek ke permukaan adalah interaksi van der Waals antara setae yang tersusun dengan beraturan dan permukaan itu sendiri, walaupun studi terbaru menyarankan kalau molekul air dengan ketebalan sekitar satu lapisan (hadir pada semua permukaan alami) juga berperan.
         Jari kaki tokek memiliki rambut berujung spatula (sekitar 6.5 juta rambut per jari) yang melekat pada permukaan pada tingkat molekuler, memberi si kadal pijakan yang lincah, bahkan pada tembok dan langit-langit.
         Tokek/cicak dapat berjalan di dinding dengan sudut yang sangat curam. Bahkan dapat pula berjalan di langit-langit. Mereka dapat menempel dimana saja. Pada permukaan apa saja. Kaca yang permukaannya halus, atau tembok dengan permukaan yang tidak rata. Mereka juga dapat menempel pada permukaan yang kotor dan berdebu.
Salah satu perbedaan yang amat menentukan kemampuan memanjat robot-robot tersebut adalah pemilihan cara mesin itu menempel ke dinding. Beberapa robot menggunakan duri-duri berukuran mikro, perekat kering, duri “dactyl”, atau cakar besar seperti ROCR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search This Blog

Popular Posts